Kuliner Nusantara ala William Wongso di Resto Talaga Sampireun
A
A
A
JAKARTA - Resto Talaga Sampireun dan Bumi Sampireun memiliki komitmen untuk melestarikan kuliner nusantara. Ini sejalan dengan semangat dari William Wongso. Mereka memiliki keinginan yang sangat besar agar kuliner nusantara dapat lebih diminati dan disukai oleh lebih banyak orang dan generasi.
Kekayaan dan beragam jenis cita rasa kuliner dengan paduan bumbu dari berbagai daerah di Indonesia menjadi inspirasi hadirnya kolaborasi ini. Salah satu cara mereka merealisasi komitmen adalah dengan bekerja sama dengan Willam Wongso.
"William Wongso adalah pakar kuliner yang terkenal di Indonesia sekaligus duta kuliner Indonesia yang diperhitungkan dan diapresiasi oleh dunia. Dia pun secara konsisten memperkenalkan kuliner Indonesia di seluruh benua, salah satu caranya dengan aktif melakukan diplomasi kuliner," kata General Manager Talaga Sampireun dan Bumi Sampireun, Carnelisia Valia pada akhir pekan kemarin.
Pihaknya ingin kuliner nusantara semakin eksis di zaman yang semakin berkembang seperti saat ini. Restoran Talaga Sampireun yang berada di Bintaro, Ancol, dan Puri juga satu Bumi Sampireun di Vimala Hills telah menyiapkan lima menu kreasi William Wongso. Kelima menu tersebut, antara lain Ayam Tangkap Aceh, Gulai Ikan Patin, Gadon (pepes daging), Dadar Pegagan dan Nasi Minyak Batanghari Daging Masak Hitam.
"Menu-menu yang dihadirkan adalah menu yang terdapat dibuku William Wongso yang mendapatkan penghargaan di Gourmand World Cookbook Awards ke-22 pada Mei 2017," tambah Valia.
Ada hal yang ingin diraih dengan kolaborasi apik ini. "Kami ingin agar lebih banyak orang yang tertarik dan mencoba kuliner nusantara di Talaga Sampireun dan Bumi Sampireun. Dan menjadikan kuliner nusantara sebagai pilihan dan menu favorit juga membuat semakin banyak orang yang mengagumi Kuliner Nusantara," ujar Valia.
"Sebab kuliner nusantara memiliki rasa khasnya masing-masing dengan bumbu-bumbu yang beragam dan proses memasak yang unik," imbuhnya.
Bak gayung bersambut, pegiat kuliner William Wongso menyambut baik ajakan Talaga Sampireun untuk melestarikan kuliner nusantara. William Wongso memang sengaja diminta untuk membuat lima menu nusantara yang diakui sulit. "Niat saya bekerjasama dengan Talaga Sampireun karena ada niat baik pula dari manajemen untuk menyajikan cita rasa Indonesia yang mewakili daerah-daerah dengan sajian yang otentik," terangnya.
Om Wil, sapaan akrabnya, pun mengaku kesulitan untuk menentukan pilihan masakan Indonesia yang pas dan cocok karena diminta lima jenis meski masakan Indonesia punya beraneka macam cita rasa dan bumbu yang berbeda satu sama lain.
"Memang sulit untuk memilih masakan-masakan Indonesia, tetapi karena permintaannya diminta lima jenis, maka saya ambil sikap prioritas karena makanan khas di daerah-daerah yang lebih dikenal, misalnya Aceh, Jambi, Jawa, Melayu atau Bangka. Serta masakan khas dengan pegagan. Memang sulit jika diminta memilih masakan nusantara ini karena semua memiliki kekhasan dan kearifan lokal yang tidak bisa diganggu gugat," tuturnya.
Baginya, Indonesia dengan dengan 17 ribu kepulauan, 34 provinsi, tentu saja membuat keragamanan makanan itu tidak ada taranya di dunia. Pria pemilik nama lengkap William Wirjaatmadja Wongso ini pun berpendapat jika kita mau menyajikan dalam satu kesempatan sampai kapanpun tidak akan selesai. "Jadi prinsipnya saya coba kesatu, saya ambil Aceh supaya lebih populer, dan bukan masakan yang sulit, tapi unik adalah ayam tangkap. Daun temurui atau salam koja itu penting untuk hal ini," katanya.
Menu kedua adalah gulai ikan patin. Khusus mengenai ikan patin, William Wongso berharap lingkungan sungai-sungai di mana pun bisa dipertahankan keasriannya sehingga bisa menyajikan ikan yang terbaik.
Menu berikutnya adalah gadon. Gadon menurutnya, merupakan salah satu representasi masakan Jawa. Di Jawa, gadon merupakan masakan khas dengan daging cincang yang cukup unik. Menu selanjutnya adalah nasi minyak. "Nasi Minyak dari semua jenis nasi-nasian yang aromatik di nasi minyak ini yang paling unik karena komposisi dan proses membuatnya."
Pegiat kuliner kelahiran Malang, 12 April 1947 ini pun bercerita untuk membuat nasi ini dibutuhkan setidaknya 10 hingga 12 macam rempah. Dan itupun tidak digiling, rempahnya dimasak sebagai teh rempah, dan airnya untuk memasak. Nasi ini dengan ditambah macam-macam bahan lagi seperti nanas, tomat, minyak samin, padanannya adalah daging masak hitam yang tidak menggunakan santan, ini khas di Jambi batanghari melainkan hanya menggunakan parutan kelapa yang disangrai hingga hitam ditumbuh hingga berminyak. Ini seolah-olah sejenis rendang khas dari Jambi.
Terkait dadar pegagan, dia menyarankan percampuran telur dan daun pegagan ini bisa dinikmati untuk anak-anak sebagai bekal atau sarapan. "Masyarakat kita tidak mengenal bahan-bahan alami yang sehat seperti halnya pegagan. Pegagan tumbuh di mana-mana. Pegagan kalau di Colombo atau India disebut prime food, disajikan secara sederhana pakai dadar telur bagi anak-anak bisa dinikmati untuk bekal ke sekolah atau sarapan pagi," tutupnya
Semua menu Kuliner Nusantara ala William Wongso sudah dapat dinikmati mulai tanggal 12 November kemarin di semua outlet talaga Sampireun dan Bumi Sampireun Vimala Hills. Sementara harganya masih cukup bersahabat.
Kekayaan dan beragam jenis cita rasa kuliner dengan paduan bumbu dari berbagai daerah di Indonesia menjadi inspirasi hadirnya kolaborasi ini. Salah satu cara mereka merealisasi komitmen adalah dengan bekerja sama dengan Willam Wongso.
"William Wongso adalah pakar kuliner yang terkenal di Indonesia sekaligus duta kuliner Indonesia yang diperhitungkan dan diapresiasi oleh dunia. Dia pun secara konsisten memperkenalkan kuliner Indonesia di seluruh benua, salah satu caranya dengan aktif melakukan diplomasi kuliner," kata General Manager Talaga Sampireun dan Bumi Sampireun, Carnelisia Valia pada akhir pekan kemarin.
Pihaknya ingin kuliner nusantara semakin eksis di zaman yang semakin berkembang seperti saat ini. Restoran Talaga Sampireun yang berada di Bintaro, Ancol, dan Puri juga satu Bumi Sampireun di Vimala Hills telah menyiapkan lima menu kreasi William Wongso. Kelima menu tersebut, antara lain Ayam Tangkap Aceh, Gulai Ikan Patin, Gadon (pepes daging), Dadar Pegagan dan Nasi Minyak Batanghari Daging Masak Hitam.
"Menu-menu yang dihadirkan adalah menu yang terdapat dibuku William Wongso yang mendapatkan penghargaan di Gourmand World Cookbook Awards ke-22 pada Mei 2017," tambah Valia.
Ada hal yang ingin diraih dengan kolaborasi apik ini. "Kami ingin agar lebih banyak orang yang tertarik dan mencoba kuliner nusantara di Talaga Sampireun dan Bumi Sampireun. Dan menjadikan kuliner nusantara sebagai pilihan dan menu favorit juga membuat semakin banyak orang yang mengagumi Kuliner Nusantara," ujar Valia.
"Sebab kuliner nusantara memiliki rasa khasnya masing-masing dengan bumbu-bumbu yang beragam dan proses memasak yang unik," imbuhnya.
Bak gayung bersambut, pegiat kuliner William Wongso menyambut baik ajakan Talaga Sampireun untuk melestarikan kuliner nusantara. William Wongso memang sengaja diminta untuk membuat lima menu nusantara yang diakui sulit. "Niat saya bekerjasama dengan Talaga Sampireun karena ada niat baik pula dari manajemen untuk menyajikan cita rasa Indonesia yang mewakili daerah-daerah dengan sajian yang otentik," terangnya.
Om Wil, sapaan akrabnya, pun mengaku kesulitan untuk menentukan pilihan masakan Indonesia yang pas dan cocok karena diminta lima jenis meski masakan Indonesia punya beraneka macam cita rasa dan bumbu yang berbeda satu sama lain.
"Memang sulit untuk memilih masakan-masakan Indonesia, tetapi karena permintaannya diminta lima jenis, maka saya ambil sikap prioritas karena makanan khas di daerah-daerah yang lebih dikenal, misalnya Aceh, Jambi, Jawa, Melayu atau Bangka. Serta masakan khas dengan pegagan. Memang sulit jika diminta memilih masakan nusantara ini karena semua memiliki kekhasan dan kearifan lokal yang tidak bisa diganggu gugat," tuturnya.
Baginya, Indonesia dengan dengan 17 ribu kepulauan, 34 provinsi, tentu saja membuat keragamanan makanan itu tidak ada taranya di dunia. Pria pemilik nama lengkap William Wirjaatmadja Wongso ini pun berpendapat jika kita mau menyajikan dalam satu kesempatan sampai kapanpun tidak akan selesai. "Jadi prinsipnya saya coba kesatu, saya ambil Aceh supaya lebih populer, dan bukan masakan yang sulit, tapi unik adalah ayam tangkap. Daun temurui atau salam koja itu penting untuk hal ini," katanya.
Menu kedua adalah gulai ikan patin. Khusus mengenai ikan patin, William Wongso berharap lingkungan sungai-sungai di mana pun bisa dipertahankan keasriannya sehingga bisa menyajikan ikan yang terbaik.
Menu berikutnya adalah gadon. Gadon menurutnya, merupakan salah satu representasi masakan Jawa. Di Jawa, gadon merupakan masakan khas dengan daging cincang yang cukup unik. Menu selanjutnya adalah nasi minyak. "Nasi Minyak dari semua jenis nasi-nasian yang aromatik di nasi minyak ini yang paling unik karena komposisi dan proses membuatnya."
Pegiat kuliner kelahiran Malang, 12 April 1947 ini pun bercerita untuk membuat nasi ini dibutuhkan setidaknya 10 hingga 12 macam rempah. Dan itupun tidak digiling, rempahnya dimasak sebagai teh rempah, dan airnya untuk memasak. Nasi ini dengan ditambah macam-macam bahan lagi seperti nanas, tomat, minyak samin, padanannya adalah daging masak hitam yang tidak menggunakan santan, ini khas di Jambi batanghari melainkan hanya menggunakan parutan kelapa yang disangrai hingga hitam ditumbuh hingga berminyak. Ini seolah-olah sejenis rendang khas dari Jambi.
Terkait dadar pegagan, dia menyarankan percampuran telur dan daun pegagan ini bisa dinikmati untuk anak-anak sebagai bekal atau sarapan. "Masyarakat kita tidak mengenal bahan-bahan alami yang sehat seperti halnya pegagan. Pegagan tumbuh di mana-mana. Pegagan kalau di Colombo atau India disebut prime food, disajikan secara sederhana pakai dadar telur bagi anak-anak bisa dinikmati untuk bekal ke sekolah atau sarapan pagi," tutupnya
Semua menu Kuliner Nusantara ala William Wongso sudah dapat dinikmati mulai tanggal 12 November kemarin di semua outlet talaga Sampireun dan Bumi Sampireun Vimala Hills. Sementara harganya masih cukup bersahabat.
(nug)